Abu Nawàh Kageugröp, Kageugröp Kakeuh....

Menggali informasi dan mencoba untuk berbagi

  • Home
  • About
  • Blogger
  • LiNk
Home » Politik » (Analisis) Perang Dingin Para Demagog

31 Januari, 2017

(Analisis) Perang Dingin Para Demagog

Selama ini kita lupa kepada "Para Demagog", bahkan sangat jarang kita temukan media maupun medsos yang membahas demagog dan sepertinya kurang diminati oleh para analis politik. Sadar atau tidak sadar semua instrumen telah dikerahkan, dari mulai (menurut catatan saya) :

1.   Tabloid online yang pada tahun 2014 berhasil merusak citra Jokowi;
2.   Blunder lips Ahok yang diseret untuk mencuatkan konflik antar agama;
3.   Munculnya palu arit di uang kertas yang sejatinya itu hanya hasil rectoverso: teknik mencetak uang kertas dan menimbulkan gambar tak karuan yang kemudian disinyalir persis seperti palu arit, adapun bila ini benar palu arit, seharusnya juga diramaikan dizaman SBY;
4.   Isu revolusi sistem yang dikemukakan oleh beberapa ormas agama;
5.   Pembenturan masyarakat yang dimonitoring oleh aparat untuk memberangus ormas;
6.   Isu 10 juta warga Cina yang diduga sebagai langkah kolonialisasi;
7.   Kebangkitan PKI; dan
8.   Seterusnya (silahkan saudara seword bisa isi sendiri).

Sangat jelas, kita sedang dalam masalah teknis yang sengaja tak diurai oleh para elit. Teknis yang sempurna menjepit rasa nyaman kita. Para demagog sangat kompak membuat kita tak karuan. Kita saling benci dan saling tuding, kita bersitegang memperebutkan sesuatu yang kita anggap “INDONESIA”.

Beberapa dari kita mungkin masih merasa asing dengan istilah “demagog”, ini membuat kita tak lagi sehat menilai konflik. Merujuk kepada KBBI, Demagog berarti penggerak (pemimpin) rakyat yang pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan.

Dengan kata lain Demagog ialah istilah untuk para politisi yang menanamkan keresahan, kemudian mengeksploitasi keresahan ini agar timbul kecurigaan publik pada pihak-pihak yang sejatinya tak perlu dicurigai. Sampailah kita semua pada titik temu-titik temu yang menjadi tujuan para demagog, titik temu kehancuran.

Nah. Politik keresahan yang diusung oleh para demagog ini tak akan bisa sempurna tanpa adanya “pemujaan”. Bisa dipahami, pemujaan adalah langkah yang secara otomatis membuka potensi benci terhadap pihak-pihak yang tak turut meramaikan pemujaan terhadap figur-figur yang saat ini sedang digodok untuk mensukseskan proyek demagogi.

Tak sedikit dari kita yang dibenci atau membenci saudara dekat atau saudara jauh (apalagi cuma teman atau orang yang tak kita kenal baik), tidak sedikit dari kita yang mengkafirkan dan dikafirkan oleh saudara dekat atau saudara jauh. Jelas bukan? siapapun kita, yang dibenci atau membenci, kita adalah korban para demagog.

Tulisan ini juga bertujuan untuk membuka mata dan pikiran kita terhadap situasi politik yang sedang berlangsung progresif di hadapan kita. Adapun bila kita tetap saling membenci, itu sama sekali tak akan menguntungkan kita. Secara logis dan praktis, kebencian akan selalu menghancurkan.

Indonesia telah menjadi taman terindah bagi para demagog. Mereka mengangkangi hukum dalam negeri dan beraktifitas dengan bebas tanpa halangan. Presiden adalah buruan utama yang diharapkan tumbang, tentunya demi tertutupnya kebejatan-kebejatan elit terdahulu.

“Jadi para demagog ini bertujuan hanya untuk menjatuhkan Jokowi?”

Pertanyaan ini sebetulnya menjebak, karena jawaban atas pertanyaan ini juga membuka peluang kebencian pihak-pihak tertentu kepada kita. Hendaknya jangan terburu-buru menjawab, perhatikan beberapa kepentingan dan tujuannya masing-masing.

Sejauh ini, kita melihat ada 2 kepentingan besar dalam konflik yang menimpa negri ini.
1. HRS berkepentingan untuk memenjarakan Ahok.
2. Elit terdahulu yang sakit hati berkepentingan untuk menjatuhkan Jokowi.

Garis besarnya itu. Bila diurai mendetail, berdasarkan poin pertama: Kita harus mengakui konsistensi Habib Rizieq terkait aneka ragam gerakan dan aksi-aksinya untuk memenjarakan Ahok yang memang Ahok pantas dipenjara (atau bahkan dihilangkan dari muka bumi ini). Habib Rizieq mungkin tak berkepentingan untuk menjatuhkan Jokowi, tapi aksi-aksinya bukan kendaraan murah yang tak mencuri perhatian para mantan elit utuk menungganginya. HRS stabil pada tujuannya dengan menyerukan konsep kepemimpinan berdasarkan ajaran Islam. Ini tampak pada keterbukaannya pada Anies Baswedan. Ini membuktikan bahwa isi kepala HRS adalah “Yang penting Muslim”.

Para mantan elit, termasuk SBY. Mungkin risau dengan kejujuran Jokowi dan beberapa sikap Jokowi yang sepertinya menyindir kinerjanya dulu. Belum lagi soal Antasari Azhar yang pada zaman SBY divonis penjara 20 tahun atas tuduhan pembunuhan. Dan Jokowi mengeluarkannya padahal masa tahanannya masi tersisa 13 tahun. Jokowi memiliki kartu mati SBY dan sementara Antasari belum diberi kesempatan bernyanyi. Kemudian melihat posisi Ahok yang sangat mungkin dijadikan hajatan untuk melejitkan politik keresahan.

Para elit bermain jenius dalam ini, bertransformasi menjadi demagog. Serta mempengaruhi berbagai figur yang sedang merebut status quo untuk meramaikan keresahan publik juga. Jadi jangan heran bila mereka menggunakan metode yang sama (politik keresahan) untuk mencapai tujuannya. Para demagog ini tak ingin keresahan publik berakhir.

Ahok sampai saat ini belum dipenjara..??? Mengapa..???

Kemungkinan ada satu atau dua demagog yang berkhianat kepada demagog lainnya dan mengkusutkan persidangan Ahok agar tak lekas selesai. Tujuannya agar Ahok tak dipenjarakan. Jelas, ini ruangan kotor untuk semakin membuat publik yang awalnya sakit hati pada Ahok, menjadi sakit hati juga pada Jokowi. Tentu dia bukan HRS, karena kita tidak melihat HRS berkhianat atas ucapan-ucapannya karena dari awal dia memang satu tujuan, yaitu menolak kepemimpinan non muslim.

Kunci keresahan publik saat ini ada di tangan HRS. Ini yang dimanfaatkan oleh para demagog lainnya. Kemungkinan besar, bila HRS berhenti menyuarakan gugatannya untuk memenjarakan Ahok, akan terjadi perang antar demagog. Ini yang kita tunggu-tunggu, saat di mana perang terjadi namun pihak-pihak yang terlibat hanya person Antagonis.

Gimana perasaanmu bro ?
f
Share
t
Tweet
g +
Share
?
Unknown
1/31/2017
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Find Us :

Postingan Populer

  • 67 Ribu Honorer Akan Ditelisik Ulang Karena Diduga Banyak Yang Siluman
    Pemerintah tidak punya perencanaan yang matang terkait rencana pengangkatan tenaga honorer tercecer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS...
  • Syariat dalam Sandera Kontes Maksiat
    Oleh Ahmad Arif Tanpa kita sadari, ternyata empat orang wanita yang mengikuti audisi untuk menjadi salah satu peserta pemilihan Miss Indones...
  • Pengurus dan Kader PA Diminta Bersatu
    BANDA ACEH - Segenap pengurus, para kader dan simpatisan Partai Aceh (PA), serta Komite Peralihan Aceh (KPA) dan jajarannya diminta untuk b...
  • Independen VS Partai Lokal
    (writen by : www.atjehpost.com) Lima tahun lalu, Aceh mendobrak yang mustahil di Indonesia. Damai setelah perang, istimewa diberikan kepada ...
  • Biaya Rokok Kalahkan Biaya Kesehatan
    BANDA ACEH - Hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lhokseumawe mengungkapkan bahwa biaya pengeluaran warga di daerah ...
  • Demi Atjeh Bak Mata Donja
    Written by TABLOID BERANDA | GAFFIN Alhamdulillah, walaupun Pak Cek, sudah  melanglang buana ke berbagai negara, tapi akhirnya...
  • Pelaksanaan PBJ Mendahului Penetapan APBD
    Surat Edaran Bersama (SEB) antara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah KPP) No...
  • E-Proc wajib 100% untuk K/L/D/I pada Tahun 2013
    Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Inpres terbaru yaitu Inpres Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi ...
  • Yahudi dan Talmud
    Salah satu buku yang lumayan bagus untuk menelusuri apa itu Talmud adalah buku “Talmud, Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan” (Judul asli ...
  • Sosok pemimpin Tanoh Endatu...???
    (By : Ezzedin Al-Qassam)  Pro kontra mengenai pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Aceh, terjawab sudah. Komisi Pemilihan Umum Pusat memer...

Blog Archive

  • 2018 (1)
    • November (1)
  • 2017 (1)
    • Januari (1)
      • (Analisis) Perang Dingin Para Demagog
  • 2016 (7)
    • November (1)
    • Oktober (2)
    • Agustus (1)
    • Maret (3)
  • 2015 (3)
    • April (1)
    • Februari (1)
    • Januari (1)
  • 2014 (4)
    • September (1)
    • Mei (2)
    • Februari (1)
  • 2013 (4)
    • Desember (1)
    • Maret (2)
    • Januari (1)
  • 2012 (14)
    • Desember (2)
    • Agustus (1)
    • Juni (1)
    • April (2)
    • Maret (1)
    • Februari (3)
    • Januari (4)
  • 2011 (47)
    • Desember (2)
    • November (3)
    • Oktober (2)
    • September (6)
    • Agustus (1)
    • Juli (8)
    • Juni (17)
    • Mei (1)
    • April (2)
    • Maret (5)

Kategori

  • Aceh
  • Aceh News
  • Hukum
  • Islam
  • Kepegawaian
  • Opini
  • Pengadaan Barang dan Jasa
  • Pilkada
  • Politik
  • Umum
Copyright 2013 Abu Nawàh Kageugröp, Kageugröp Kakeuh.... - All Rights Reserved
Template by Ezzedin Al-Qassam - Powered by Blogger